BPBD Ketapang Siaga Hadapi Musim Kemarau, Minta Bantuan Helikopter Water Bombing untuk Antisipasi Karhutla

Teks Foto : Pengarahan Yang Lakukan Kepala BPBD Untuk Menghadapi Kemarau Panjang Tahun Ini

KETAPANG, MENITNEWS.id – Menghadapi datangnya musim kemarau tahun ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ketapang telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif untuk mencegah dan menangani potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayahnya.

Kepala BPBD Ketapang, Yunifar Purwantoro, dalam keterangannya menyampaikan bahwa saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk BPBD Provinsi Kalimantan Barat untuk meminta bantuan strategis, terutama dalam hal patroli udara dan penanggulangan darurat.

“Kami sudah menghubungi BPBD Provinsi untuk segera menyurati BNPB terkait permohonan bantuan helikopter water bombing, karena ada beberapa titik rawan yang sulit dijangkau darat,” ujar Yunifar.

Selain itu, BPBD Ketapang juga telah menyiapkan sarana dan prasarana (sarpras) penanganan karhutla, termasuk peralatan pemadaman di lapangan, serta menerima tambahan bantuan logistik dan peralatan dari BNPB.

“Sarpras sudah kita siapkan dan sebagian besar juga sudah ditambah langsung oleh BNPB. Hari ini tim gabungan yang terdiri atas TNI dan POLRI juga sudah mulai bergerak ke lapangan, termasuk Manggala Agni, relawan desa, dan personel BPBD sendiri,” jelasnya.

BPBD juga terus menggalakkan pembagian zona rawan karhutla agar penanganan lebih terfokus. Setiap zona telah memiliki tim tanggap yang siap diterjunkan saat muncul titik api.

Dalam hal edukasi dan mitigasi, BPBD Ketapang telah memasang sejumlah baliho imbauan pencegahan karhutla di wilayah strategis dan melaksanakan program unggulan “BPBD Goes To School” yang menyasar anak-anak sekolah sebagai upaya menanamkan kesadaran sejak dini.

“Edukasi kepada generasi muda penting. Karena itu, program BPBD Goes To School terus kami jalankan untuk memperkenalkan bahaya karhutla dan pentingnya menjaga lingkungan,” tambah Yunifar.

Meski kesiapan telah dilakukan, Yunifar mengakui masih terdapat kendala akses di sejumlah titik rawan kebakaran. Hal inilah yang mendorong perlunya dukungan dari pemerintah pusat melalui BNPB, khususnya berupa bantuan helikopter untuk patroli dan pemadaman udara.

“Kalau kita bicara daerah seperti perbatasan kecamatan atau lahan gambut jauh dari pemukiman, memang tidak semua bisa dijangkau cepat. Maka kita minta bantuan heli sebagai antisipasi saat kondisi darurat,” tegasnya.

Dengan potensi titik api yang bisa meningkat dalam beberapa pekan ke depan, BPBD Ketapang mengimbau seluruh masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar kawasan hutan dan lahan gambut, untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, serta segera melaporkan jika menemukan adanya asap atau api.(mr)

Berita Terkait

Leave a Comment